8 Jam Napi Kuasai Lapas Denpasar

8 Jam Napi Kuasai Lapas Denpasar

\"\"DENPASAR - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Denpasar, Bali kembali dilanda kerusuhan. Selasa malam (21/2) Wita, Lapas kelas 2B ini diamuk ribuan narapidana (Napi). Selain keluar dari blok, mereka merusak fasilitas dan membakar seluruh ruang kantor di bagian depan. Kejadian ini diduga merupakan kelanjutan dari kasus penusukan napi yang terjadi Minggu (19/2). Radar Bali (Radar Cirebon Group) melaporkan, ruang kantor di bagian depan lapas mulai dilalap api sejak pukul 23.00 Wita. Api merembet dari dalam Lapas dan terus menjalar keluar hingga menghanguskan atap. Bersamaan dengan itu, hujan batu datang dari dalam lapas yang dilemparkan para napi ke arah petugas, polisi, dan TNI yang disiagakan di sepanjang Jalan Tangkuban Perahu, sekitar lapas. Batu-batu itu mulai ukuran sekepalan tangan hingga kepala orang dewasa. Sejak api membakar kantor, mobil Pemadam Kebakaran (PMK) dari Pemkab Badung langsung bergerak untuk memadamkan. Tapi upaya tersebut tidak dilanjutkan, lantaran para napi terus melempar batu dari dalam lapas dan mengenai mobil serta petugas. Akibatnya, api terus merembet ke bangunan lain. Saat api tak terkendali, ratusan petugas dari Kepolisian dan TNI bersiap-siap dengan senjatanya. Itu terpaksa dilakukan untuk mengantisipasi adanya napi yang kabur. Apalagi ada kekhawatiran para napi akan mengambil senjata api milik sipir yang ada di gudang. Api mulai bisa dikendalikan sekitar pukul 01.20 Wita, ketika beberapa unit kendaraan Barakuda dikerahkan di depan Lapas. Walau demikian, aksi lempar batu terus terjadi. Bahkan, suasana tambah gaduh. Karena para napi mendobrak terali besi dan berusaha memanjat dinding lapas. Tak hanya itu, sebagian napi juga ada yang naik ke menara pemantau di sebelah timur lapas. Saat itu, sejumlah pejabat datang ke lokasi kejadian. Di antaranya Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, serta Kapolda Bali Irjen Pol Totoy Herawan Indra. Setelah api mampu dikendalikan, ketiganya berusaha melakukan negosiasi dengan napi melalui megaphone dari luar Lapas. Sayangnya, upaya negosiasi tersebut mentok. Para Napi belum bisa mengendalikan diri. Sehingga sekitar pukul 02.00 Wita, sejumlah petugas mengeluarkan tembakan peringatan. Saat itu, situasi di dalam Lapas sudah kacau. Sejumlah sipir yang berusaha masuk dan mengamankan senjata api di gudang, malah dihajar para napi. Sehingga senjata api di dalam gudang tak bisa diamankan. Selain itu, seluruh blok dikabarkan sudah terbuka dan semua napi terkonsentrasi di lapangan. Satu-satunya blok yang masih terutup adalah blok wanita. Karena perlawanan dari dalam Lapas terus terjadi, aparat yang disiagakan di luar sementara menahan diri. Mereka langsung merancang skenario penyerbuan ke dalam lapas. Skenario itu baru dilancarkan pagi hari, sekitar pukul 05.30 Wita. Saat itu, seluruh aparat Kepolisian dan TNI mempersiapkan perlengkapan. Mulai dari rompi antipeluru, tameng, hingga senjata laras panjang. Perintah yang mereka terima, tembak napi yang melawan. Pukul 07.00 Wita, skenario tersebut dijalankan dengan didahului negosiasi ulang. Sejumlah aparat naik ke atap untuk bernegosiasi. Tapi, lagi-lagi tak membawa hasil. Napi tetap menghujani dengan batu. Melihat kondisi seperti ini, aparat yang sudah disiagakan di sekeliling Lapas langsung merangsek masuk dengan mengeluarkan tembakan. Situasi tersebut berlangsung sekitar 30 menit. Di saat yang sama, Kapolda Bali masuk ke dalam lapas diikuti beberapa anggotanya. Tak lama kemudian, mereka kembali keluar dengan membawa puluhan pucuk senjata berbagai jenis milik sipir. Rinciannya, dua senpi Taurus, 1 Revolver, 14 laras panjang, dan 10 laras pendek. “Buatkan berita acaranya,” teriak Kapolda sambil beranjak keluar dari dalam Lapas. Di saat yang bersamaan, tiga Napi pria dikeluarkan dari dalam Lapas karena mengalami luka-luka. Mereka diketahui Napi pencurian atas nama Roni Efendi dari Blok C, napi narkoba atas nama Supriyanto dari Blok C2, dan napi narkoba atas nama Nyoman Triyasa dari Blok D. Ketiganya langsung dilarikan ke RS Trijata Polda Bali untuk mendapatkan perawatan. Kapolda Irjen Pol Totoy Herawan Indra yang ditemui usai berdialog  dan bernegosiasi dengan para napi menyatakan, pihaknya sudah menahan tiga napi. Mereka terpaksa ditembak dengan peluru karet karena mencoba melawan. Romi dan Supriyanto ditembak di bagian kaki, sedangkan Nyoman Tirtayasa ditembak di bagian lengan sebelah kanan. “Saat ini semua sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Termasuk anggota kami (Bribda Asmara Pradana, red) dan warga sipil (Muhamad Nur, red) yang terluka sudah dibawa ke RS,” terang Kapolda. Selain itu, polisi juga telah menyita sejumlah senjata dan amunisi yang digunakan para napi dalam kerusuhan tersebut. Ada sepuluh senjata laras panjang, dua senjata laras pendek, detektor logam, dan lebih dari tiga dus amunisi yang dibawa aparat keluar lapas. “Ada tiga kardus yang sudah diamankan,” terang seorang petugas. 15 Orang Jaga 1.015 Napi Irjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI, Sihabudin usai mengelar pertemuan dengan pihak kepolisian, Kalapas, dan wakil Bupati Badung di rumah dinas Kalapas Kerobokan mengatakan, insiden itu terjadi dipicu oleh keributan dan penusukan yang terjadi pada Minggu (19/2). “Masalahnya dari penyelesaian kasus penusukan Minggu lalu yang belum tuntas dan masih mengganjal,” jelasnya. Selain itu, kata Sihabudin, para napi juga menyampaikan aspirasi terkait adanya tindakan diskriminasi di dalam Lapas. “Kondisi itu ditambah lagi dengan Lapas yang overload dan sesak, sehingga puncaknya seperti tadi malam,” ujarnya. Saat keributan terjadi, kata Sihabudin, hanya ada satu grup jaga yang jumlahnya sekitar 15 orang. “Bayangkan mereka hanya satu grup sementara napi di sini ada 1.015, jauh sekali perbandingannya,” jelasnya. Untuk itu, pasca kerusuhan dan pembakaran, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan instansi terkait di pusat dan daerah. “Apakah dengan kondisi ini, lapas akan dipindah atau tidak, masih akan kita rapatkan. Termasuk apakah nanti akan dibangun lagi fasilitas yang rusak ini, juga masih menunggu pusat. Karena bangun Lapas kan tidak seperti bangun sekolah, harus dilihat faktor keamanan dan kenyamanannya juga,” jelasnya. Insiden yang terjadi di Lapas kelas II A Kerobokan, Bali, sepertinya bakal memakan korban. Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Amir Syamsuddin memberikan sinyal untuk memberikan sanksi kepada pejabat lapas yang dinilai harus bertanggung jawab.    “Secara resmi baru diumumkan besok (hari ini, red), sekaligus langkah-langkah dan kebijakan yang akan dilakukan,” kata Amir sebelum mengikuti sidang kabinet di Kantor Presiden, kemarin (22/2). Namun dia enggan menyebut bakal ada pencopotan terhadap pejabat lapas. “Sabarlah,” kilahnya. Amir mengatakan, kementerian langsung menerjunkan tim setelah peristiwa di Lapas Kerobokan tersebut terjadi. Dirjen Pemasyarakatan dan Irjen Kemenkum HAM juga ikut berada di lokasi.    Menurut anggota dewan pembina Partai Demokrat itu, insiden di dalam lapas itu terjadi karena adanya ketidakpuasan atas kebijakan cara penanganan yang dilakukan pihak lapas terhadap kerusuhan yang terjadi sebelumnya. Penanganan kepada pelaku dinilai kurang tegas dan tidak transparan. “Sehingga berlanjut ke protes berbuntut pada pembakaran,” kata Amir. Meski begitu, Amir berpendapat, persoalan ketidakpuasan itu merupakan hal yang subjektif. Sehingga, hal itu tidak langsung dijadikan pegangan untuk mengambil tindakan. “Kami perlu melakukan penelitian dengan seksama,” ujar Amir. (hai/pra/ami/yes/jpnn/nw/fal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: